Sabtu, 22 Januari 2011

TERSENYUMLAH, Anda di Dunia Ketiga

Pada saat kafe-kafe dan tempat-tempat permainan dipenuhi oleh para pemuda, sementara masjid-masjid dan perpustakaan mengeluh karena sepi, maka anda ada di dunia ketiga. Pada saat para biduanita diundang sebagai bintang tamu untuk berbicara tentang kemerdekaan Palestina, maka wajib bagi anda untuk menangis karena anda berada di dunia ketiga. Pada saat anda belajar 6 tahun di SD/MI, 3 tahun di SMP/MTs, 3 tahun di SMA/MA/SMK, lalu 4-5 tahun di perguruan tinggi, kemudian anda mendapati diri anda bekerja di pasar sayur, maka janganlah berputus asa, anda berada di dunia ketiga. Pada saat anda bangun tidur dan mendapati HP anda menerima SMS dari perusahaan seluler yang tak bernilai apa-apa, maka anda berada di dunia ketiga. Pada saat terdapat banyak majalah yang mementingkan seni, kemudian tidak ada satu majalah atau buletin ilmiah, maka ini adalah bukti anda hidup di dunia ketiga.

Pada saat anda tidak bisa naik jabatan dalam pekerjaan anda kecuali dengan PERANTARA, tidak bisa mendaftar ke perguruan tinggi tanpa PERANTARA, tidak bisa mendapatkan pekerjaan kecuali dengan PERANTARA, dan tidak bisa mendapatkan hak kecuali dengan PERANTARA, maka anda adalah masyarakat miskin, teraniaya, terzalimi yang hidup di dunia ketiga.
Bukankah aku telah mengatakan...
TERSENYUMLAH, ANDA BERADA DI DUNIA KETIGA!











Sumber : Qiblati edisi 11 tahun IV

Jumat, 21 Januari 2011

Persembahan Sahabat

  • Larangan Khusus Ibu
Puisi ini dituliskan oleh salah satu sahabat saya waktu kami duduk di kelas 1 SMA. Entah kenapa dia menulis puisi ini dan memberikannya kepada saya bersama dengan 2 puisi lainnya yang ada di bawah. Saya memutuskan untuk mengabadikannya disini, karena kertas dari dokumen asli puisi ini sudah mulai lapuk. Saya masih akan tetap menyimpannya hingga kertas itu hancur dengan sendirinya, tapi setidaknya saya sudah mengabadikannya disini. Suatu saat saya akan membaca posting ini dan teringat, bahwa sahabat saya pernah mempersembahkan beberapa buah pikirannya yang original kepada saya. Here it is...

Apa yang dikatakan Ibu slalu larangan...
Dulu waktu baru belajar makan, "jangan blepotan!"
Waktu baru mulai sekolah, "jangan nakal!"
Waktu aku hobi main pasir, "jangan, ntar kotor!"
Ibu juga slalu benar soal apapun...
Makanku rapi, jadi gak kotor
Gak nakal di sekolah, jadi disayang guru ama temen-temen
Gak main pasir, jadi gak dekil
Tapi Ibu juga slalu sok tau...
"Jangan temenan sama si A! Begini..begini..begini.."
Uh, apa sih yang Ibu tau tentang si A yang super baik?
"Jangan suka gonta-ganti make-up ntar jerawatan"
Ah, Ibu, kan yang penting rajin dibersihin...
"Ikut eskul jangan kebanyakan! Ntar sakit!"
Ibu...kan banyak multivitamin

Sok taunya Ibu ada benarnya
Gara-gara banyak eskul, aku sakit...
Gara-gara gonta-ganti make-up mukaku jerawatan...
Itulah 'Larangan Khusus' Ibu
Andai 'Larangan Khusus' ini gak aku bantah
"jangan ketipu sama muka imut cowok, ntar nyesel lho..."
Oh Ibu!!! U're the best!!!
  • Life Goes On, Must Goes On...!
Puisi ini dituliskan sahabat untuk saya bersamaan dengan puisi di atas. Yaitu saat saya mengalami patah hati untuk pertama kalinya.  Dia mencoba menghibur saya yang sedang bersedih dengan kata-kata khas anak remaja, tapi tetap bermakna. Setidaknya untuk saya. This is it...
Antara teman, dan cinta...
Antara penasaran, dan gundah
Antara benci, dan sesal
Antara tangis dan tawa
Antara sedih kemarin
dan ceria hari ini...
Antara kagum kemarin
dan benci hari ini 
Hari kemarin adalah teori, hari ini prakteknya
Hari kemarin kelabu, hari ini ditambahin warna cerahnya
Hari kemarin ketahuan belangnya, hari ini cari gantinya (hahaha)
Kalau kemarin dia menghabisimu,
giliranmu hari ini mencabut nyawanya!
Dan,
Kalau kemarin kurang hati-hati
Hari ini harus lebih teliti... :)
  • Puisi Terakhir
 Puisi ini juga diberikan oleh salah satu sahabat pada waktu yang sama. Ketiga puisi ini memang berada dalam selembar kertas, yang sekarang mulai menguning (padi kalee!). Puisi ini sengaja dibuatkannya untuk saya atas permintaan dari saya, untuk membuatkan puisi yang bertema "Selamat Tinggal". Dan, ini dia...

Aku masih ingin menatap mentari esok
Aku masih ingin merasakan sinar bulan menerpa wajahku
Aku masih ingin melihat langit senja berubah menjadi gelap
Tapi Dia tak lagi memberiku kesempatan
Hanya ada sedikit waktu untuk bersamamu
Membahagiakan dirimu,
orang yang paling ingin kulihat senyumnya saat aku pergi...
Aku ingin saat ini menjadi hal terindah dalam hidupmu
Aku ingin tawa terakhir kudengar darimu
Dan bukan tangis...
 Aku ingin meninggalkanmu dalam damai
Aku ingin tetap menyatu denganmu walau ragaku membusuk
Aku ingin tetap membuatmu bahagia,
walau aku di nirwana, kau di dunia...
walau puisi ini yang terakhir dariku,
untukmu...

Terima kasih untuk segala perhatian, kasih sayang dan ketulusan kalian selama kita bersama. Dimanapun kalian berada, dan apapun yang terjadi, tidak akan merubah apa yang menjadi sejarah kita. Miss you all...^^

Kamis, 20 Januari 2011

KADO PEMERINTAH UNTUK RAKYAT DI TAHUN BARU 2011

"Kenaikan Harga BBM Lewat Pembatasan Subsidi"

Rencananya, mulai Maret 2011 Pemerintah akan mengurangi subsidi BBM dengan melarang mobil pribadi berplat hitam menggunakan BBM bersubsidi. Pembatasan tersebut aka dilakukan secara bertahap, mulai di Jabodetabek hingga mencakup seluruh Indonesia pada 2013. Belum tampak penolakan masyarakat, padahal kebijakan pembatasan subsidi BBM juga berdampak sama dengan kenaikan harga BBM. Setidaknya, ada enam alasan untuk menolak kebijakan itu.

Pertama; Indonesia memiliki cadangan migas yang sangat besar. Tapi, sebagian besar justru dikuasai pihak asing. Data kemESDM 2009, dari total produksi minyak dan kondensat di Indonesia, Pertamina hanya memproduksi 13,8%. Sisanya dikuasai oleh swasta asing seperti Chevron (41%), Total E&P Indonesia (10%), Chonoco Philips (3,6%) dan CNOOC (4,6%). Ketika kontrak habis, pemerintah melalui BP Migas malah memperpanjang kontrak itu ketimbang menyerahkannya kepada Pertamina. Di sisi lain, dalam UU Migas 22/2001, Pertamina diperlakukan sama dengan perusahaan swasta sehingga harus bersaing untuk mendapatkan konsesi pengelolaan ladang migas. Kebijakan ini berkebalikan dengan negara lain seperti Malaysia yang memberikan wewenang sangat besar kepada Petronas sehingga mampu menggeser dominasi swasta. Di Cina dan sejumlah negara Amerika Latin sektor energi sepenuhnya dikuasai oleh negara. Sehingga produksi dan harga di pasar domestik bisa dikendalikan.

Kedua; Bahwa subsidi BBM yang selama ini dianggap membebani APBN dan sering salah sasaran merupakan pernyataan 'menyesatkan'. Menurut Pemerintah, subsidi BBM adalah selisih harga patokan dikurangi harga eceran yang dijual Pertamina. Pada Perpres 71/2005 disebutkan bahwa Harga Patokan adalah harga yang dihitung setiap bulan berdasarkan MOPS rata-rata pada periode satu bulan sebelumnya ditambah biaya distribusi dan margin. MOPS atau Mid Oil Platt's Singapore adalah harga transaksi jual-beli pada bursa minyak di Singapura. Subsidi tersebut dibayarkan Pemerintah kepada Pertamina yang telah menjual BBM dengan harga eceran yang telah ditetapkan Pemerintah yang lebih rendah dari harga patokan (internasional). Pertanyaannya; apakah Pertamina betul-betul rugi karena menjual BBM dibawah harga patokan? Jika biaya produksi dan distribusi lebih rendah dari harga patokan maka Pertamina tentu rugi. Namun, jika lebih tinggi maka Pertamina tetap untung.

Lalu berapa biaya produksi BBM Pertamina untuk Premium dan Pertamax? Karena tidak tersedia data dari Pertamina maka untuk menghitungnya bisa digunakan data persentase komponen harga rata-rata bensin (gasoline RON 95) di USA yang sebanding dengan kualitas Pertamax. Harga bensin = Minyak Mentah (51%) + biaya pengilangan & keuntungan (15%) + biaya distribusi & pemasaran (12%) + pajak (22%) (http://tonto.eia.doe.gov/). Harga minyak mentah Pertamina diperoleh dari biaya produksi, cost recovery (US$ 940,7 juta) dibagi total lifting minyak mentah 2007 sebesar 38,9 juta barel (BPK, Perhitungan Kewajiban Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)). Hasilnya, US$ 24,2/barel atau US$ 0,15/liter atau Rp1.368 jika dirupiahkan dengan kurs Rp9.000. Harga ini sebenarnya cukup mahal karena cost recovery Pertamina jauh lebih tinggi daripada rata-rata cost recovery perusahaan minyak Indonesia yang berkisar US$ 13,82/barel pada 2007 (http://www.scribd.com/doc/38206301/Crude-Oil-Cost-Production).


Dengan rumus di atas, harga Pertamax semestinya hanya Rp 2.638/liter. Premium dengan oktan yang lebih rendah tentu lebih murah. Lalu mengapa harga jual Premium dan Pertamax lebih mahal? Ini karena harga minyak mentah diperhitungkan menggunakan harga minyak di pasar internasional meski sebagian besar diproduksi oleh Pertamina sendiri. Dengan demikian, apa yang dianggap kerugian Pertamina yang kemudian diganti oleh Pemerintah bukanlah merupakan kerugian nyata, namun hanya potential loss (hilangnya potensi laba) karena dijual tidak dengan harga internasional. Jika demikian maka dana subsidi Pemerintah sesungguhnya hanya keluar dari kantong kanan dan masuk lagi ke kantong kiri melalui laba yang diperoleh Pertamina.


Ketiga; Pembatasan BBM bersubsidi dalam jangka panjang akan menguntungkan SPBU Perusahaan Minyak Asing, seperti Total, Shell dan Petronas. Selama ini SPBU-SPBU tersebut mengalami kerugian karena konsumen lebih memilih Premium yang lebih murah, yang dijual oleh SPBU Pertamina. Dengan adanya pembatasan subsidi BBM, maka seluruh pengguna mobil pribadi dipaksa menggunakan bahan bakar yang kadar oktannya lebih tinggi seperti Pertamax atau yang diproduksi oleh SPBU asing. Dengan harga yang lebih murah karena biaya produksi yang lebih efisien dan kualitas yang mungkin lebih baik sangat mungkin konsumen akan memilih produk SPBU asing ketimbang Pertamina. Jika tidak ada inovasi maka kegiatan Pertamina di sektor hilir dipastikan akan makin menurun. Hal ini tentu akan merugikan Pertamina. Sudahlah di sektor hulu tergerus, di sektor hilir pun tersingkir.


Keempat; Kegiatan usaha Pertamina belum berjalan secara efisien khususnya dalam produksi dan pengadaan minyak mentah. Menurut temuan BPK tahun 2008 (BPK, Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang Tahun 2007 dan 2008 (Semester I) pada Pertamina), disebutkan sumber ketidakefisienan Pertamina antara lain :
  1. Dalam pengadaan minyak mentah dan BBM, Pertamina cenderung mengimpornya melalui jasa rekanan yang sarat dengan manipulasi sehingga menjadi mahal. 
  2. Pertamina lebih banyak menggunakan kapal sewa daripada kapal milik sendiri sehingga biaya angkut lebih mahal (Pertamina, Annual Report 2007).
  3. Dalam jumlah tertentu, Pertamina lebih memilih untuk mengimpor daripada menggunakan produksi dalam negeri yang tidak membutuhkan biaya pengapalan.
  4. Pertamina mengimpor BBM karena keterbatasan kapasitas kilang yang hanya sebesar 1 juta brel perhari, hanya memenuhi 63% kebutuhan dalam negeri. Padahal dengan memproduksi sendiri biayanya akan lebih murah sehingga harga minyak yang dijual akan lebih rendah.
Kelima; Pembatasan subsidi BBM merupakan langkah bertahap Pemerintah untuk menghapus subsidi BBM. Dan ini akan menekan daya beli masyarakat khususnya masyarakat miskin. Pembatasan subsidi BBM yang diikuti dengan pemaksaan mobil plat hitam untuk mengkonsumsi Pertamax dipastikan akan makin membebani rakyat. Harga Pertamax mengikuti harga pasar internasional (seperti sekarang dengan harga minyak internasional di atas 90 USD/barel, harga Pertamax di atas Rp 7000). Padahal harga tersebut banyak dipengaruhi oleh kegiatan spekulasi. Membiarkan harga tidak terkendali akan membuat pengeluaran rakyat untuk BBM membengkak. Padahal tidak semua mobil plat hitam digunakan untuk transportasi pribadi. Sebagian besar angkutan barang termasuk bahan makanan saat ini masih menggunakan plat hitam. Maka, penggunaan BBM nonsubsidi secara pasti membuat harga barang ikut naik. Jika hal itu terjadi maka kehidupan masyarakat akan semakin sengsara akibat makin mahalnya biaya hidup.

Keenam; Pembatasan BBM dan kebijakan memberikan peran lebih besar kepada pihak asing dalam pengelolaan migas merugikan rakyat, dan ini bertentangan dengan syariah Islam. Migas dan sumber daya alam lain yang melimpah dalam pandangan Islam merupakan milik rakyat yang harus dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Pengelolaan SDA dengan lebih banyak menyerahkan kepada pihak swasta adalah kebijakan yang sangat kapitalistik.

Kapitalme adalah sistem yang bertentangan dengan sistem Islam yaitu Khilafah. Khilafah akan menerapkan seluruh syariah Islam dalam kehidupan bernegara, termasuk dalam pengelolaan migas. Dalam Khilafah, kepala negara (Khalifah) bertanggung jawab mengurus segala urusan rakyatnya. Pihak swasta boleh berperan, tapi dalam sektor yang tidak menyangkut hajat hidup rakyat banyak. Maka, kerahmatan akan dirasakan seluruh rakyat.
"Imam (Khalifah) yang memimpin manusia adalah pengurus rakyat. Dia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya" (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bi ash-shawab. 










Sumber : Buletin Dakwah Al-Islam
 Edisi    : 538/Th.XVIII/1432 H
http://www.hizbut-tahrir.or.id

Senin, 17 Januari 2011

"SUPERCRAP"

Kesebelasan Indonesia akhirnya memasuki lapangan GBK. Lawan mereka, mALAYs*a, melakukan hal yang sama. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing, akhirnya wasit meniupkan pluit, tanda pertandingan dimulai. Bola mulai dimainkan. Yang berhasil merebut bola pada kesempatan pertama adalah pemain Indonesia, A. Bola kemudian dioper kearah pemain B. Pemain B menangkap dengan baik, tapi kemudian dari arah penonton ada yang menyorotkan sinar laser kearahnya, membuat konsentrasinya buyar dan bola direbut oleh pemain mALAYs*a. Pemain B protes. Dia menuntut bahwa si penonton itu harus ditindaklanjuti. Setelah diteliti, ternyata si penonton itu memakai wig aneh dan kacamata!!! Polisi bertanya kepada si penonton berwig aneh itu, "Bukannya kamu G**us?!?" Si penonton itu menjawab, "Bukan pak. Itu bukan saya. Itu hanya mirip saya. Sungguh, itu bukan saya."

Permainan dilanjutkan. Pemain C berhasil merebut bola dari pemain mALAYs*a. Beberapa saat pemain C berhasil mencetak gol di gawang mALAYs*a. GBK membahana. Para penonton WNI bersorak gembira. Tapi sorakan penonton mALAYs*a lebih heboh lagi. "SERONOKNYE...! JOM! JOM! mALAYs*a BOLEH! INDON BODOH...mALAYs*a BOLEH!"
Salah satu penonton Indonesia kebingungan. Dia bertanya pada penonton mALAYs*a. "Kok seneng? Kan ente kebobolan?"
Penonton mALAYs*a menjawab, "Tak lah... Barusan tu gol kami, mALAYs*a. Kamu org tu blum gol lagi. Sifar lagi."
"Apaan tuh sifar?"
"Tak tau-taulah.. Kosong!"
"Weleh-weleh!! Gol kita ngaku2 golnya dia!!"
Pertandingan menjadi ricuh gara-gara mALAYs*a mengaku bahwa gol barusan adalah gol mereka. Aneh sangat! Tapi untungnya wasitnya gak segoblok itu, heheheh. Setelah kejadian itu Indonesia dengan segera mematenkan golnya. Dan akhirnya, 1 - 0 untuk Indonesia - mALAYs*a.

Tidak lama setelah itu, pemain D membawa bola kedepan gawang mALAYs*a. Semua tegang menahan nafas. Apakah kali ini Indonesia akan mendapatkan skor kedua dari pemain D? Lalu tiba-tiba pemain D berhenti tepat didepan penjaga gawang mALAYs*a, bola masih ditahannya dibawah kakinya dan belum ditendangnya masuk kedalam gawang lawan. Padahal jarak bola dan gawang lawan hanya beberapa senti. Pemain D lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan Blackberry-nya. Pemain F menghampiri pemain D dan bertanya, "Ngapain lu?" Pemain D menjawab, "Bentar, gue tweet dulu kalo bentar lagi gue mo nendang bola kedalem gawang."

Beberapa menit menjelang akhir permainan, pelatih kesebelasan Indonesia berkata kepada salah satu pemain cadangan yang paling siap siaga, N. Pelatih berkata, "Pemain N, ayo, kamu turun!"
Pemain N kaget. "Lho?!! Kenapa saya harus turun?!!"
Pelatih berkata, "Lho, masa kamu mau disini terus? Ayo, turun!"
Pemain lain ikut berteriak kepada pemain N, "iya sana, turun! Turun!"
Pemain N berkata, "Oo, tidak bisssa! Kalo saya turun, gimana nasibnya P*SI nanti?!?! Pokoknya saya tidak mau turun! Saya akan menempel spanduk-spanduk dgn foto saya sendiri!!! SUpaya saya tidak turun!"
Pelatih hanya bisa menganga melihat pemain N.

Pada menit terakhir pemain G menabrak salah satu pemain mALAYs*a hingga terguling. Nampaknya cidera. Wasit hampir mengeluarkan kartu merah ketika pemain G tiba-tiba mengeluarkan sekarung uang. "Nih,buat lu. Yang penting jgn kartu merah ye?" kata pemain G kepada wasit.
Wasit berkata, "Ooo,tidak bisssa!"
Pemain G berkata lagi, "Eh,lu gak tau gue siapa? Noh,bos gue ngeliatin lu." katanya sambil menunjuk kearah penonton. Disana berdiri sesosok yang gagah dan rapi, berada di kursi VVIP. Si wasit bergidik ngeri.
"Macem-macem lu?" kata pemain G, menoyor kepala wasit.

Tidak lama kemudian terjadi kericuhan didalam lapangan GBK. Bahkan penonton juga sudah masuk area lapangan. Kericuhan membuat komentator mendatangi lapangan mencari tahu apa yang terjadi.
"Kenapa ini?! Kok malah ricuh?!?"
"Ini lho," kata salah satu penonton yang sudah bercampur baur dengan para pemain yang menggerutu marah. "Pertandingannya ini lho! Aneh! Aneh banget! Pemainnya marah-marah. Soalnya katanya pertandingan ini gak jelas! Mereka pada protes!"
"Oalaaaah..." kata komentator tertawa lebar. "Itu tho. Woy, woy!! Denger nih, denger.."
Hening sejenak. Semua mata tertuju kepada komentator.
"Ngapain ribut-ribut...? Lha wong ini cuman HOAX kok!" kata komentator, lalu dia tertawa terbahak-bahak. (*krik-krik)

Terima kasih bagi yang sudah buang-buang waktunya membacanya,hihiy! ^_^

Sabtu, 15 Januari 2011

nyampah...

Menistakan Harap Pada Penantian Luruh
Kutemukan Sebaris Puisi Dalam Lipatan Keraguan
Sebuah Kabar Penantian
Seuntai Harap Di Resah Jiwa


Kekawatiran Dan Kepasrahan Terungkap
Dalam Setiap Kepasrahan Dihari Kehidupan
Sosok Itu Seperti Cinta Dan Kuasa Kuharap
Tapi Hadir Dalam Sebuah Harap Menanti


Jangan Coba Berpuisi
Aku Tak Pandai Merangkai Kata
Hanya Sebaris Kata Membentuk Nama
Nama Yangkan Terukis Indah Dalam Lubuk Hati
Saat Kutuliskan Isi Hati Janji Kuharapkan

Karena Kut ak Pernah Tau Arti Cinta Dan Kasih Sayang
Karena Yang Ku Tau Selami


Cinta Adalah Perasaan Ingin Memiliki
Kasih Adalah Perasaan Ingin Memberi
Sayang Adalah Perasaan Ingin Melindungi

Bolehkah Aku Mencinta Dengan Segala Kekuranganmu
Bolehkah Aku Mengasih Dengan Sepenuh Hatiku
Bolehkah Aku Menyayang Dengan Segala Kekuatanku

Beratikah Ungkapan Yang Terucap
Adakah Mampu Merasai
Bahwa Keabadian Dan Keindahan Cinta
Senantiasa Murni Dengan Memberi
Penuh Senyum Dan Keikhlasan Bathin
Hingga Dengan Airmata Yang Keluar Dari Bentuk Perjuangan...

Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia


Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, “Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?” “Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi,” kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, “Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang”.



Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang. Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.

Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, “Lalu daerah apakah itu Tuhan?” “O, itu,” kata Tuhan, “Itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni.

Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, “Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya?

Tuhan pun menjawab, “Wait, until you see the idiots I put in the government.

 Sumber: Jesse Valentino Yeremia Paath’s Blog.