Sabtu, 21 Juli 2012

Set It Free...

Free your heart with your own way..

Pagi ini...
Saya bebas..


Belakangan saya merasa terbelenggu rantai yang tak kasat mata. Diam saja, pergerakan saya jadi sangat terbatas. Berontak, malah menambah rasa sakitnya. Langkah saya jadi tak karuan arahnya. Miring ke kiri... Miring ke kanan.. Tak jarang saya jatuh tersungkur tanpa sebab. Seperti orang mabuk yang tak tahu jalan pulang. Tiap kali saya berhadapan dengan cermin, saya seperti tidak lagi mengenali pantulan wajah saya. Saya mulai tidak mengenali diri saya. Ada seseorang yang selalu berteriak menyuruh-nyuruh saya untuk berhenti bermain-main dan menyakiti diri sendiri. Anehnya, saya seperti mendadak buta dan tuli. Saya sampai tidak mengenali suara orang yang sibuk meneriaki saya itu.

Ternyata itu suara hati kecil saya...

Mungkin Tuhan tidak menyayangi saya seperti Dia menyayangi orang-orang saleh lainnya. Tapi yang saya rasakan, Tuhan tetap terus menyayangi dan menjaga saya.. Meskipun terkadang saya melupakan dan menjauh dari-Nya. Dia memberikan secangkir hangat ketenangan hati dan pikiran kepada saya, justru saat saya tengah asyik berjelaga dengan bayang-bayang samar yang tak jelas bentuknya. Saya meneguk isi cangkir itu, dan menyisakan sebagiannya untuk nanti.. Kalau-kalau saya membutuhkannya lagi.

Setelah meneguk setengah isi cangkir barulah saya tersadar. Perlahan akhirnya saya tersembuhkan dari kebutaan dan ketulian mendadak itu. Barulah saya melihat, ternyata Tuhan sudah menjejalkan banyak sekali senyum dan tawa di saku saya. Bukan jenis senyuman yang selama ini saya pakai.. Tapi jenis senyuman yang selama ini saya idam-idamkan. Termasuk jenis yang langka. Karena saat memakai senyum ini, kamu akan tersenyum sampai ke hatimu. Langka bukan? Kalau bukan langsung dari Dia, jenis senyum ini tidak diproduksi dimanapun. :)

Hal yang selama ini saya inginkan, bahkan saya butuhkan, seperti tidak akan pernah bisa saya raih. Dikarenakan kebutaan mendadak itu tadi. Sebabnya bayang-bayang samar yang selalu muncul didepan mata saya. Bayangan itulah yang membuat saya seperti mendadak buta dan tuli. Bayang-bayang yang selalu menampilkan keindahan pada permukaannya, membuat saya lupa diri dan lupa segalanya saat melihatnya. Tapi sekarang saya bisa melihatnya dengan baik, dan memperlakukannya dengan pantas. senyum lagi ah.. :)

Terima kasih Tuhan.. Akhirnya kini saya dapat berjalan tenang bahkan ceria, memakai senyuman langka yang Kau jejalkan dalam saku ini. Pagi ini Kau bahkan memberikan lagi sekeranjang penuh senyum dengan jenis yang sama. Entah bagaimana lagi saya berterima kasih pada-Mu atas pemberian-Mu pagi ini.. Seumur hidup pun saya berterima kasih tidak akan pernah cukup!!


Pagi ini saya terbebas..
Saat saya tersenyum, hati pun ikut tersenyum..
Saat saya tertawa, hati pun juga tertawa..
Rasanya seperti diberi lahan tambahan yang luasnya berhektar-hektar dalam hati saya. Apapun yang menunggu untuk masuk kedalamnya, masih memiliki tempat cukup luas, saya akan bisa menampungnya. Tapi rasanya juga seperti diberi perisai baru yang lebih kuat. Apapun yang menunggu untuk menghantam, saya akan siap menerjangnya.

Seperti menemukan kembali jalan untuk pulang ke rumah yang telah lama dirindukan. Dan pulangnya saya bukan karena apa-apa atau sesiapa.. Saya dapat menemukan jalan untuk pulang karena kasih sayang Tuhan kepada saya yang nista ini.

Saat ini ingin sekali rasanya bertemu dengan laut. Belakangan fokus saya hanya langit. Selalu memaksakan diri menengadahkan wajah memperhatikan pergerakan awan yang misterius. Tapi lama-lama saya kelelahan juga, jengah juga. Awan yang tadinya terasa misterius dengan segala pergerakannya yang tak menentu menjadi membosakan dan mengesalkan karena sifatnya yang no pattern, sulit dibaca. Mana lagi saya harus terus-terusan menengadahkan wajah ke langit hanya agar bisa bertatapan langsung. Saya seperti lupa keberadaan laut, yang selalu memanjakan saya dengan apa yang ada pada dirinya. Jika Tuhan berbaik hati kepada saya LAGI, dan membawa saya ke laut yang indah, hal yang ingin saya lakukan adalah tertawa lepas.. sekencang-kencangnya. Membagi kebahagiaan saya kepada riak ombak di permukaan laut dan awan-awan yang bergelung rapi di langit biru, kepada induk-induk burung camar yang tengah asyik mencari makan untuk anak-anaknya di sarang, kepada deru angin laut yang menyisir-nyisir rambut yang tergerai, kepada bunyi sirine dan klakson mobil yang terdengar sayup-sayup di kejauhan, kepada lembutnya pasir pantai yang menggelitik telapak kaki, kepada bau asin yang memanjakan hidung, kepada pepohonan..


Saya ingin mengajak hati-hati yang masih bermain dengan bayangannya, berputar-putar mengejar bayangannya sendiri, yang masih merasa seperti terbelenggu dengan sesuatu yang sepertinya tak bisa dilepaskan.. Bebaskanlah hatimu.. Lepaskan semua beban yang beratnya seperti memikul satu dunia di pundak lembut itu.. Serahkan sepenuhnya pada Tuhanmu. Dia Maha Perkasa. Bebanmu itu bila kau pikul sendiri akan menghancurkanmu. Beban seperti itu bukan apa-apa bagi-Nya. Dia akan membantumu, asal kau memintanya. Minta saja, jangan setengah-setengah. Dia lebih menyukai makhluk-Nya yang menunjukkan kelemahan hanya pada-Nya dan membutuhkan-Nya melebihi apapun juga. Mintalah dengan cara yang benar, dan mari kita sama-sama berjalan bergandengan ke arah gerbang yang sama. Saling berbagi senyum yang indah pemberian-Nya dan tertawa bersama. Bersama menertawakan kenaifan dan kecerobohan dibelakang kita.

Bebaskan hatimu sendiri. Dan kau akan mengerti, bahwa tak akan ada rasa sakit jika kau tak mengizinkan apapun menyakitimu. Tak akan ada yang bisa membelenggu dirimu kecuali dirimu sendiri..



NB : alhamdulillah, gak nyangka bisa posting lagi.. hihii ^_^V

Rabu, 18 Juli 2012

Surat Cinta

Someday I will fly with my own wings.. And hold you..

Teruntuk kawan lama..
Masih ingatkah kau saat pertama kita dipersatukan?
Masih ingatkah saat Tuhan memperkenalkanku padamu pertama kalinya?
Masih ingat bagaimana perasaanmu saat itu?
Karna memori masa itu diluar kuasaku..
Mungkin suatu saat nanti, pada masa-masa terakhir kita
Dia akan mengembalikannya padaku
Entah..

Kawan lamaku..
Sungguh aku ingin tahu, saat Dia menghadirkanku dalam hidupmu
Apa yang kau lakukan?
Tersenyumkah?
Menangiskah?
Gembirakah?
Terharukah?
Banyak sekali pertanyaan yang ingin ku sampaikan padamu..

Kawan lama..
Terasa lamakah bagimu perpisahan kita ini?
Karna bagiku sudah seabad lamanya aku menunggumu..
Menunggumu pulang ke hatiku

Aku tidak menyalahkan pilihanmu untuk pergi
Tidak lagi..
Tapi seharusnya kau memberi lebih besar kesempatan
Untuk persahabatan kita
Untukku..

Aku yakin tidak ada yang salah dengan pilihanmu
Hanya saja mungkin kau tidak melihat persahabatan kita sebagai pilihan saat itu..
Tapi aku juga yakin,
Dia tak mungkin salah telah memasangkan aku denganmu..
Aku yakin Dia memiliki tujuan indah untukku
Untuk kita..
Kalau tidak, tak mungkin Dia memasangkan jiwa kita..

Kawan lama..
Masih ingat dengan sahabatku yang satu lagi?
Sahabatku yang telah bersahabat lebih dulu denganmu
Sahabatku yang menggantikan posisimu untukku saat kau tak ada..
Sahabatku yang pernah menjadi alasan atas senyum dan tawamu
Sahabatku yang mungkin juga jadi alasanmu meninggalkanku

Sahabatku yang hingga akhir hayatnya memutuskan untuk tetap tinggal dihatiku
Sahabat itu telah tiada sekarang..
Dia lebih dulu mengistirahatkan raganya
Dan meninggalkan bongkahan cinta dan rindu dihatiku
Meninggalkan tanya yang menggunung di benakku
Tanya tentangmu..

Ribuan detik itu kulalui dengan merindukannya,
Berharap ketiadaannya selama ini hanya leluconnya untuk mengerjaiku..
Ribuan hari pun kulalui dengan selalu mempertanyakanmu,
Merindukanmu..
Kulalui tanpa mengeluh pada sesiapa
Kecuali Tuhanku..

Kawan lama..
Jika kepergianmu selama ini adalah untuk menggapai semua mimpimu
Aku disini selalu mendoakan segalanya untukmu
Mogalah Tuhan selalu menyayangimu
Memberikanmu bintang yang paling kau sukai
Tapi bila semua mimpimu telah kau genggam,
Sudikah kau kembali padaku?
Sudikah kembali merajut cinta kita yang terputus saat itu?
Sama-sama memekarkan kembali bunga yang sempat layu sebelum berkembang itu..

Jika kau lupa bagaimana caranya menyayangiku
Akan kutuntun tangan indahmu untuk membelai kepalaku..
Menggandeng tanganku..
Memberikan pundah lembutmu untuk sandaranku..
Jika kau tak tahu lagi bagaimana caranya mendapatkan cintaku
Akan kuajari kau untuk memelukku saat aku tengah lelah dan ingin menyembunyikan wajahku dari dunia..
Akan kuajari untuk menidurkan kepalaku diatas pangkuanmu..
Untuk membasuh airmataku..
Mengecup keningku dan tersenyum padaku dengan bibir indahmu..

Semua dapat kulakukan asalkan kau mau kembali padaku..
Apa kau suka bintang?
Akan kutunjukkan padamu ribuan bintang,
Akan kuberikan yang paling terang untukmu
Asal kau mau kembali ke pelukanku
Dan jadi sahabatku..

Jadilah sahabatku..
Aku yakin kau akan menyukaiku jika kau mengenalku lebih dalam
Jadilah sahabatku
Hingga ajal menjemput dan dunia kita pun terdiam


Ku harap Tuhan berkenan mempertemukan kita
Dan menyibakkan tirai yang menutupi semua
Sebelum semuanya terlambat dan percuma
Sebelum salah satu dari kita kembali pada-Nya..

Teruntuk kawan lama..
Dimanapun kau berada
Apapun yang tengah kau lakukan
Siapapun yang tengah kau cintai
Aku masih menunggumu
Aku akan tetap  menunggu
Hingga Tuhan menunjukkan bahwa aku tak perlu menunggu lagi..


Rabu, 27 Juni 2012

Kotak Mimpi



Memilihmu sebagai pribadi yang menarik itu sudah kulakukan sejak lama. Jauh sebelum kamu menyadari keberadaanku, jauh sebelum aku menemukan kunci emas yang tengah kugenggam ditanganku saat ini.


Itu dulu sekali.. Saat dirimu menjelma awan sehalus serat seringan bulu, yang kemudian menerobos masuk dan bersembunyi dibalik rongga berbentuk pipih diatas tulang rusukku.


Aku membiarkanmu masuk, bukan karna aku menginginkanmu berada didalamnya. Tapi karena membiarkanmu masuk itu seperti bernapas bagiku. Tak pernah menyadari melakukannya, tapi langsung bergantung padanya. Membiarkanmu masuk itu terjadi begitu saja.


Kemudian waktu yang bergulir disekitarku menyadarkan aku. Bahwa dongeng sebelum tidur tidak semestinya dijadikan mimpi. Dan mimpi tidak semestinya berlangsung lebih lama dari kenyataan. Mentari terbit dan realita pun datang.


Sesuatu tentang realita, bahwa ia tidak pernah seindah mimpi. Aku membuatkan sebuah kotak sederhana untuk menyimpan mimpi itu. Saat aku membuatnya aku tahu, ini akan menjadi kotak yang tidak akan pernah aku buka kembali setelah aku menguncinya nanti.


Kotak mimpi itu berakhir di sudut sebuah ruangan kosong.. Sengaja kusimpan disana karena sudut itu gelap. Takkan ada sesuatu pun yang menyadari keberadaannya. Kuncinya kutelan untuk memusnahkannya.



Sesuatu tentang waktu.. Bahwa ia selalu membuat kita menemukan. Menemukan sesuatu yang hilang misalnya. Seperti waktu membuatku menemukan dia. Tepat disaat-saat ku jadi serapuh daun kering yang tertiup angin kesana kemari di musim gugur.


Dia memang bukan sesuatu yang hilang. Tapi sesuatu yang telah lama kudambakan. Caranya masuk dalam hidupku sangat tidak biasa. Tanpa sadar dia sudah membangun rumah dihatiku. (HaHaHa...)


Kini rumah itu telah jadi istana. Yang kuncinya dari emas. Yang kini tengah kugenggam di tanganku. Tepat saat kamu muncul kembali dihadapanku. Aku tergeming.



Tak ada satu kutu busuk pun yang pernah berani mengingatkanku tentang kotak mimpi yang kusembunyikan di sudut ruang gelap itu. Tapi kamu muncul dihadapanku, berdiri dengan gagahnya. Dengan tampang seolah tak berdosa. Menunjuk tepat ke arah dimana kotak itu kusembunyikan. Sungguh lancang.


Semakin aku memalingkan wajah darimu, semakin kamu maju. Mendekat. Dan semakin dekat kita, kunci yang kutelan bulat-bulat dulu itu semakin meronta-ronta mau keluar.


Semakin kamu mendekatiku semakin sulit pula usahaku untuk tidak memuntahkan kunci itu. Aku bukannya tidak ingin mengeluarkan kuncinya. Aku hanya tidak ingin kotak itu berakhir kosong nantinya.


Ketahuilah, jika kumuntahkan lagi kunci itu, istana indah yang kuncinya dari emas yang tengah kugenggam ini akan runtuh tak bersisa...


Lagipula, jika kuberikan kuncinya lagi padamu, apa kamu bisa menjaganya? Jika aku mengeluarkan kunci kotak itu dan membukakannya untukmu, apa kamu bisa merawat apa yang ada didalamnya hingga ia tumbuh kembali?


Sebenarnya apa yang ingin kau lakukan? Apa yang ingin kau dapatkan? Apa tujuanmu menginginkan kunci kotak yang tidak pernah kuniatkan untuk membukanya? Apa kau tidak bisa melihat usangnya? Kotak itu sudah terlalu lama berada disana.


Tak bisakah kau biarkan saja dia disana, jika yang hendak kau lakukan hanyalah merebut kuncinya dariku dan membukanya, lalu menghancurkan isi kotak itu dengan beranjak pergi..


Tak bisakah kau biarkan saja isi kotak itu membeku bersama kotak usangnya, jika yang kau inginkan hanyalah rasa puas telah berhasil membukanya?


Jika kamu benar menginginkan kotak usang itu dan yakin mampu menjaga dan merawat isi didalamnya dengan baik, tunjukkan padaku niat baikmu... Atau beranjak pergi saja dari sekarang bila toh nantinya kau berniat begitu...


Bagaimana lah pula aku bertanggung jawab pada dia yang telah membangunkanku sebuah istana berkunci emas? Bagaimana aku menjawabnya bila ia bertanya kenapa aku semudah itu menghancurkan istananya, hanya untuk sebuah kotak usang?


Bagaimana lah pula bila sesuatu membuatku menangis? Apa kau bersedia menjadi sapu tangan? Atau pelukan yang menguatkan?


Memilihmu sebagai figur yang kusukai semudah udara terperangkap dalam paru-paruku. Seperti halnya aku menyukai awan-awan yang bergelung malas di bentangan langit biru, aku menyukaimu. Seperti awan yang begitu halus memasuki rongga dadaku pertama kalinya waktu dulu.


Seperti awan. Itulah dirimu. Sangat mudah disukai, sangat membuat jatuh hati. Membuat siapa saja yang melihatnya ingin sekali menggenggam atau bermain-main diatasnya seakan mereka lembut dan empuk seperti kelihatannya.


Namun, seperti layaknya awan-awan dilangit, kau diciptakan bukan untuk digenggam. Membuat orang terbang tinggi hanya untuk merasakan kelembutanmu, tapi kemudian jatuh tersungkur ke bumi. Kau hanya kumpulan air yang menggantung di langit.